Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat atau USD kembali menguat menjelang akhir pekan pada Jumat, 28 Juli 2023. Rupiah ditutup melemah 105 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 110 point dilevel Rp. 15.105 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.022.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa USD naik menyusul perilisan data ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan lebih cepat dari yang diharapkan, menunjukkan kemungkinan resesi semakin kecil pada paruh kedua tahun ini.
Baca Juga
"Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut, setelah melakukannya sekali lagi pada hari Rabu, jika terus melihat angka ekonomi yang kuat secara keseluruhan,' kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Jumat (28/7/2023).
Advertisement
Pedagang telah sedikit waspada menjelang rilis indeks pengeluaran konsumsi pribadi bulan Juni, yang merupakan pengukur inflasi utama The Fed.
"Tetapi pada saat pertemuan Fed berikutnya pada bulan September, pembuat kebijakan juga akan memiliki dua laporan CPI baru dan dua laporan pekerjaan baru. untuk mencerna," papar Ibrahim.
Sementara itu, keputusan Bank of Japan pada Jumat (28/7) untuk melakukan kebijakan kontrol kurva imbal hasil lebih fleksibel, memungkinkan imbal hasil 10 tahun bergerak 0,5Â persen di sekitar target 0 persen.
Imbal hasil JGB 10-tahun melonjak menjadi 0,575 persenuntuk pertama kalinya sejak September 2014 sebelum sedikit menurun menjadi 0,547 persen, sementara yen berayun antara kenaikan lebih dari 1 persen terhadap dolar dan kerugian 1,2 persen, karena para pedagang mencerna konsekuensi potensial, Ibrahim membeberkan.
Menyusul The Fed, Bank Sentral Eropa ECB ikut menaikkan suku bunga lagi dan tetap membuka opsi kenaikan lebih lanjut. Namun, Presiden Christine Lagarde mengisyaratkan jeda dalam siklus pengetatan segera setelah bulan September.
Rupiah ditutup melemah 105 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 110 point dilevel Rp. 15.105 dari penutupan sebelumnya di level Rp. 14.022.
"Sedangkan untuk perdagangan senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.080- Rp. 15.150," ungkap Ibrahim.
Insentif DHE
Ibrahim menyoroti pemberian insentif oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terhadap eksportir yang menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di sistem keuangan Indonesia.
Hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) 36 tahun 2023 tentang DHE yang baru diterbitkan.
Dalam PP 36 tahun 2023 tentang DHE tersebut terdapat fasilitas tambahan yaitu insentif perpajakan dan pemberian status eksportir bereputasi baik dan insentif lain yang dapat dikeluarkan oleh kementerian/lembaga lain.
Ibrahim menjelaskan bahwa, untuk insentif perpajakan, penempatan DHE dalam negeri adalah untuk perkuat cadangan devisa dan memperkuat perekonomian dan tidak dirugikan. PP yang keluar sejak 2020 nomor 131 mengenai PPh (pajak penghasilan) atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia (BI).
Dalam PP tersebut ini berlaku untuk DHE.
Sedangkan, tenor yang tersedia dalam penempatan DHE yaitu, 1, 3 dan 6 bulan.
"Apabila DHE dimasukkan dalam deposito dengan tenor 1 bulan, maka eksportir akan diberikan diskon PPh atas bunga deposito yang sebesar 20 persen menjadi hanya 10Â persen," jelas Ibrahim.
Kemudian, untuk tenor 3 bulan, PPh atas bunga deposito menjadi 7,5 persen. Dan bila dimasukan ke dalam tenor 6 bulan PPh atas bunga deposito menjadi hanya 2,5Â persen.
Lebih lanjut, Kemenkeu memberikan insentif fiskal, sehingga penempatn DHE SDA di sistem keuangan Indonesia bisa semakin memperkuat stabilitas sistem keuangan indonesia dengan adanya penempatan DHE.
Advertisement
USD Loyo Usai The Fed Kerek Suku Bunga, Rupiah Diramal Menguat ke 15.050 Jumat Besok
Sebelumnya, indeks dolar Amerika Serikat menunjukkan pelemahan pada Kamis, 27 Juli 2023. Penurunan USD menyusul kenaikan suku bunga Federal Reserve atau The Fed ke kisaran 5,25 hingga 5,50 persen.
"Dolar jatuh pada hari Kamis setelah Federal Reserve menyampaikan apa yang diharapkan beberapa orang sebagai kenaikan suku bunga terakhirnya, sementara fokus pasar bergeser melintasi Atlantik ke keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) di kemudian hari," kata Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis pada Kamis (27/7/2023).
Seperti diketahui, The Fed pada Rabu (26/7) menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin, seperti yang diperkiran, menandai kenaikan suku bunga ke-11 bank sentral dalam 12 pertemuan terakhirnya.Ketua The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan untuk kenaikan selanjutnya pada bulan September mendatang.
Sementara itu, para pedagang tidak yakin, mengirim dolar AS meluncur di perdagangan Asia pada hari Kamis.
"Di luar Fed, fokus minggu ini juga tertuju pada keputusan suku bunga dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Jepang (BOJ)," ungkap Ibrahim.
ECB
ECB menjadi sorotan berikutnya, dengan investor mengharapkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga yang sama sebesar 25 bps pada akhir pertemuan kebijakan moneternya pada hari Kamis, dengan fokus pada panduan ke depannya.
Sementara itu, BOJ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga sangat rendah dan mempertahankan kebijakan dovishnya pada hari Jumat.
"Sebagian kecil pedagang juga memposisikan diri untuk potensi kejutan hawkish dari bank Jepang, mengingat tren inflasi di atas target tahunannya," imbuh Ibrahim.
Rupiah ditutup menguat 22 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 35 point dilevel Rp. 15.000 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.022.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 14.970- Rp. 15.050," papar Ibrahim.Â